Saat itu aku tak membawa jas hujan kemudian kuhentikan perjalanan.
Aku ingat, waktu itu pukul delapan.
Didepan hatle bis dekat lapangan.
Kamu sedang asyik-asyiknya menulis disebuah buku catatan.
Sekilas kulihat kamu menulis sesuatu tentang harapan.
Tanpa sadar aku bertanya, apa yang kamu tuliskan?
Kamu bilang itu puisi, untuk mantan.
Kamu bilang kamu rindu padanya tak tertahankan.
Kamu bilang akan memberikannya ketika telah terselesaikan.
Kamu dia sejenak, tertegun.
Lalu kamu tersenyum dan memberikan jawaban.
"Rindu hanya perlu disampaikan meskipun tak terbalaskan".
0 komentar:
Posting Komentar