Free Your Mind Write what i feel, write what i think.

Sabtu, 24 September 2016

Telpon Umum

Reo tak pernah berhenti mencoba, ia selalu menghubungi nomer itu walaupun tak kunjung tersambung. Sejak kematian ibunya, Reo telihat kehilangan arah bahkan sebagian orang mengatakan ia gila. Tapi Reo tak pernah peduli, baginya rasa penyesalan terhadap  ibunya lebih besar dari rasa sakit hati diejek sebagai orang gila. Semua orang didaerah itu selalu tau Reo akan datang pukul 9 pagi dan tetap berada di telpon umum hingga petang. Orang-orang yang bergantian menggunakan telpon umum hanya menoleh ke arahnya tanpa bicara. 

"Re, sudahlah apalagi yang kau coba?" Seorang pria mendekati Reo dengan sepeda gayungnya.

"Sudah kubilang Ger, pesa ibukku harus dilaksanakan. Aku tak mau mengecewakannya lagi" Ucap Reo gelisah.

"Kau percaya apa yang dikatakan ibumu ketika dia setengah sadar saat itu? Coba kau pikir mana bisa menghubungi Tuhan lewat telpon umum? Kurasa kau sudah benar-benar gila, aku bahkan sudah mulai meragukan kewarasanmu." Gery mengomel tanpa henti

"Lebih baik kau pulang saja Ger, bantu ibumu berjualan. Tak usah kau pedulikan aku" Reo mendorong sepeda Gery

Gery tak berbicara lagi, ia mengayuh sepedanya meninggalkan Reo.
Reo kembali menekan nomer telpon itu, 24434 namun lagi-lagi tak terdengar suara apapaun. 
Teringat ketika ibunya masih hidup ia selalu membangkang. Nasihat ibunya tak pernah di hiraukan dan akhirnya ia menyesal saat ini hidupnya menjadi kacau balau. Yang ia ingat malam sebelum meninggal, ibunya membisikkan pesan di telingannya "Re ingat hubungi tuhanmu 24434" bisik ibu Reo lirih. Reo hanya terdiam ia berusaha mencerna perkataan ibunya ia tidak mengerti apa maksud dari perkataan itu saat hendak bertanya tiba-tiba saja tubuh ibu Reo mengalami kenjang dan akhirnya meninggal dunia. Sejak saat itu Reo berusaha untuk melaksanakan pesan ibunya hingga saat ini.

"Mas, mau telpon siapa ya? Dari tadi kok cuma berdiri saja didepan telponnya?" Terdengar suara seorang gadis dari belakang Reo

"Oh ya saya mau telpon tuhan" dengan reflek Reo menjawab

"Hahaha, jangan bercanda mas masa iya menghubungi tuhan lewat telpon, setahu saya sih lewat ibadah mas" gadis itu tertawa heran.

Reo menatap gadis itu, tubuhnya langsing, wajahnya kecil, bibirnya merah. Gadis itu terlihat cantik dengan jilbab merah mudanya. 

"Memang berapa mas nomernya?" Gadis itu melanjutkan pertanyaannya
Reo tersadar dari lamunannya. "24434" jawabnya singkat

Gadis itu terdiam, ia nampak seperti memikirkan suatu hal. Reo ikut terdiam ia nampak heran dengan reaksi gadis itu. 5 menit berlalu akhirnya gadis itu mulai berbicara

"Maaf sebelumnya mas, apa mas ini muslim ya? Saya ingat waktu saya kecil guru agama saya pernah bilang nomer telpon tuhan 24434 yang artinya sholat 5 waktu dimana shubuh 2 rakaat dzuhur 4 rakaat ashar 4 rakaat maghrib 3 rakaat dan isya 4 rakaat" jawab gadis itu sambil menopang dagu.

Reo nampak terkejut ia sadar bahwa hal itulah yang diinginkan ibunya, ia ingat dari dulu ibunya selalu menasehatinya agar rajin sholat tapi ia tak pernah mendengarkannya.
"Silahkan di pakai telponnya, terima kasih ya" Reo menyerahkan ganggang telpon dan tersenyum ke gadis itu.

Gadis itu hanya tersenyum. Lalu azan maghrib terdengar berkumandang, Reo berjalan menuju arah mushola yang berada tak jauh dari telpon umum itu. Dalam hatinya tak henti ia membodohi dirinya sendiri jauh dalam hatinya ia merasa lega mengetahui kebenarannya.