Selasa, 25 November 2014

Dasar-dasar Manajemen

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang diantara sederetan Negara lainnya yang ada di dunia. Sama halnya dengan Negara-negara lain, perbaikan perekonomian di Indonesia tengah gencar-gencarnya dilaksanakan. Berbagai jenis lapangan pekerjaan menyebar diberbagai wilayah Indonesia. Saat ini kebanyakan orang atupun sekelompok orang lebih memilih membuat atau membuka lapangan pekerjaan sendiri ketimbang dengan mencari lapangan pekerjaan lain. Salah satu lapangan pekerjaan tersebut adalah berupa sebuah perusahaan.
Perusahaan dibentuk harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan- tujuan ini dapat bersifat umum dan bersifat khusus. Perusahaan dibentuk tidak hanya sekedar sebagai lapangan pekerjaan semata melainkan untuk menghasilkan suatu produk ataupun jasa yang nantinya dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Disamping itu, tentunya untuk memperoleh keuntungan. Di dalam suatu perusahaan tentunya dibutuhkan berbagai keahlian yang bisa mendukung agar kegiatan dalam perusahaan tersebut dapat berjalan dengan lancar. Dengan adanya banyak tenaga kerja yang dibutuhkan, tentunya menyatukan berbagai kepala dan jenis pemikiran dari setiap orang tersebut tidaklah mudah. Oleh karena itu dibutuhkan seorang manajer yang dapat memimpin dan mengarahkan setiap anggota dalam bidangnya masing-masing.
Manajer merupakan orang yang ahli dalam memanajemen sesuatu hal, dalam hal ini berkaitan dengan perusahaan. Manajer secara umum juga dapat diartikan sebagai orang yang bertanggungjawab terhadap berbagai hal yang dilakukan oleh bawahannya. Didalam sebuah perusahaan tidak hanya ada satu jenis manajer. Manajer dalam sebuah perusahaan memiliki beberapa tingkatan yakni manajer puncak, manajer menengah, dan manajer lini pertama.
Setiap manajer tersebut memiliki beberapa tugas yang harus dilakukan. Tugas- tugas manajer ini tentunya demi kemajuan perusahaan itu sendiri. Adapun tugas- tugas tersebut adalah berkaitan dengan proses perencanaan. Salah satu proses perencanaan yang dilakukan adalah mengenai sebuah produk maupun jasa yang akan dibuat ataupun terkait pengenalan produk yang dihasilkan. Tugas lain dari seorang manajer yakni melakukan pengambilan keputusan yang tepat terhadap berbagai hal yang akan dialami perusahaan. Pengambilan keputusan ini tentunya dilakukan dengan menimbang berbagai resiko dan kemungkinan-kemungkinan buruk yang nantinya akan ditanggung oleh perusahaan terkait. Berkaitan dengan berbagai hal diatas, akan dijelaskan dalam isi makalah ini lebih lanjut.
1.2    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.      Apa itu manajer dan apa saja jenis-jenis manajer?
2.      Apa itu proses perencanaan dan pengambilan keputusan serta bagaimana tahap-tahapnya?
3.      Apa yang dimaksud tujuan organisasi dan apa fungsinya ?
1.3    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manajer dan jenis-jenis manajer.
2.      Untuk mengetahui pengertian proses perencanaan dan pengambilan keputusan serta bagaimana tahap-tahapnya.
3.      Untuk mengetahui pengertian tujuan organisasi beserta fungsinya.
1.4    Manfaat Penulisan
1.      Bagi staff  pengajar, diharapkan makalah ini dapat menjadi salah satu sumber ajaran yang dapat memberikan informasi terkait perkuliahan dasar-dasar manajemen.
2.      Bagi mahasiswa/i, diharapkan makalah ini dapat dijadikan sumber bacaan dan bahan acuan yang tepat terkait jenis-jenis manajer, tugas manajer beserta tujuan sebuah organisasi.







BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manajer dan Jenis-jenis Manajer
Secara umum “manajer” dapat diartikan sebagai setiap orang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan berbagai sumber daya organisasi lainnya. Sama halnya dengan manajemen, manajer pun ada dalam setiap tipe organisasi. Setiap manajer memiliki tipe dan juga tugas disertai dengan tanggungjawab yang berbeda-beda.
Jenis manajer dibagi menjadi 3 yaitu :
1.      Manajer lini pertama (first line)
Manajer lini pertama merupakan tingkatan yang paling rnudah dalam suatu organisasi yang tugasnya memimpin  dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Para manajer ini sering disebut dengan kepala atau pimpinan (leader), mandor (foremen), dan penyelia (supervisors). Sebagai contoh adalah mandor dalam pabrik, kepala seksi yang langsung membawahi tenaga pengetik dan pembukuan dalam kantor yang besar, dan penyelia teknik dalam suatu departemen riset.
2.      Manajer Menengah
Manajer menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah  membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan oprasional. Sebutan lain bagi manajer menengah adalah manajer departemen, kepala pengawas (superintendents), dan sebagainya. Sebagai contoh kepala bagian yang membawahi beberapa kepala seksi, atau kepala sub divisi perusahaan yang membawahi beberapa kepala bagian.
3.      Manajer Puncak
Klasifikasi manajer tertinggi ini terdiri dari sekelompok kecil eksekutif. Manajer puncak bertanggungjawab atas keseluruhan manajemen organisasi. Sebutan lain bagi manajer puncak adalah direktur, presiden, kepala divisi, wakil presiden senior, dan sebagainya.
            Atas dasar ruang lingkup kegiatan yang dikelola, para manajer dapat pula diklasifikasikan sebagai manajer fungsional atau manajer umum.
1)   Manajer fungsional mempunyai tanggung jawab hanya atas satu kegiatan organisasi, seperti produksi, pemasaran keuangan, kepegawaian (personalia), atau akuntansi. Sebagai contoh, manajer pemasaran bertanggung jawab atas seluruh kegiatan distribusi tetapi harus minta bantuan kepada manajer personalia untuk masalah-masalah tentang penjualannya.
2)   Manajer umum mempunyai tugas untuk mengatur, mengawasi dan bertanggung jawab atas satuan kerja keseluruhan atau divisi operasi yang mencakup semua atau beberapa kegiatan-kegiatan fungsional satuan kerja.
2.2 Pengambilan Keputusan dan  Proses Perencanaan
            Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural resources), dan sumber daya lainnya (other resources) untuk mencapai tujuan. Berbeda dengan definisi diatas, Hayashi (1976:2) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu proses bertahap dari tindakan yang terorganisasi untuk menjembatani perbedaan antara kondisi yang ada dan aspirasi organisasi. Semua kegiatan perencaaan pada dasarnya melalui empat tahap berikut ini :
1.      Tahap 1 (menetapkan tujuan)
Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.
2.      Tahap 2 (merumuskan keadaan saat ini)
Tahapan kedua ini memerlukan informasi terutama keuangan dan data statistik yang didapatkan melalui komunikasi dalam organisasi. Perlu adanya pemahaman posisi perusahaan saat ini dengan menganalisa perusahaan, setelah itu rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkkan rencana  kegiatan lebih lanjut.

3.      Tahap 3 (mengindentifikasikan segala kemudahan dan hambatan)
Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor apa saja yang dapat membantu organisasi untuk mencapai tujuannya atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walaupun sulit dilakukan, antisipasi keadaan, masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalah bagian dari proses perencanaan.
4.      Tahap 4 (mengembangkan rencana atau serangkaian rencana untuk pencapaian tujuan )
Proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan. Alternative terbaik dipilih dari sekian alternative lain yang ada.
Perencanaan dilakukan dengan alasan untuk mencapai:
1.      Protective benefits yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2.      Positive benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
Selain itu perencanaan mempunyai banyak manfaat yaitu 1) membantu manajemen menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, 2) memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas, 3) memudahkan dalam melakukan koordinasi diberbagai bagian organisasi, 4) menghemat waktu, usaha, dan dana, 5) membuat tujuan lebih khusus, terperinci, dan mudah dipahami.
Perencanaan juga memiliki beberapa kelemahan yaitu :
1.      Perencanaan cenderung menunda kegiatan
2.      Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
3.      Kadang – kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situasi individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi
4.      Ada rencana – rencana yang diikuti cara – cara yang tidak konsisten



·         Pengambilan Keputusan
Pembuatan keputusan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam usaha memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi kemudian menetapkan berbagai alternative yang dianggap paling rasional dan sesuai dengan lingkungan organisasi. Jadi, mengambil keputusan berarti memilih dan menetapkan satu alternative yang dianggap paling menguntungkan dari beberapa alternative yang dihadapi. Pembuatan keputusan menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu George P Huber membedakan pembuatan keputusan dari pembuatan pilihan dan dari pemecahan masalah. Proses pengambilan keputuan di bagi menjadi tujuh tahap yaitu :
1. Identifikasi dan diagnosa masalah
        Manajer seharusnya menemukan atau mengindentifikasikan gejala masalah mulai dari hal yang paling mendasar dan kemudian menemukan masalah sebenarnya dan menentukan bagian mana yang harusnya di pecahkan.
2. Pengumpulan dan analisa data
      Setelah menentukan dan merumuskan masalah manajer akan mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan sebagai awal penyelesaian.
3. Pengembangan alternatif-alternatif
Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dicoba membuatkan alternatif-alternatif keputusan dalam penyelesaian masalah tersebut.
4. Evaluasi alternatif-alternatif
Setelah pengembangan sekumpulan alternatif, harus ada evaluasi untuk menilai efektifitas setiap alternatif berdasarkan kriteria alternatif tersebut realistis dan seberapa baik alternatif akan membantu  pemecahan masalah.
5.   Pemilihan alternatif terbaik
Dari evaluasi alternatif-alternatif yang dilakukan dicari alternati terbaik, pilihan alternatif terbaik merupakan sesuatu kompromi diantara berbagai faktor yang telah dipertimbangkan.
6.   Implementasi keputusan
Setelah pemilihan alternatif terbaik, alternatif keputusan tersebut diimplementasikan kedalam masalah yang sedang dihadapi

7.   Evaluasi hasil-hasil
Implementasi keputusan harus di monitor terus menerus agar implementasi tersebut berjalan dengan lancar dan memberikan hasil yang diinginkan dan apabila hasil evaluasi bagus maka alternatif  keputusan tersebut harus bersifat kontinu.

2.3     Tujuan Organisasi
Sebuah perusahaan dibentuk tentulah memiliki misi dasar setelah adanya misi tersebut barulah tujuan organisasi dijalankan. Menurut Etznioni tujuan organisasi didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk merealisasikan dan sebagai pernyataan serta keadaan diwaktu yang akan datang dimana organisasi sebagai kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya. Adapun unsur-unsur penting tujuan organisasi adalah hasil akhir yang diinginkan dan usaha-usaha atau kegiatan yang diarahkan.
Tujuan organisasi dapat dibedakan menjadi dua yakni berupa tujuan umum / khusus , tujuan akhir / tujuan antara. Tujuan Umum (tujuan strategis) secara operasioanal tidak dapat berfungsi sebelum dijabarkan terlebih dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai dengan jenjang manajemen, sehingga membentuk hirarki tujuan.
·         Berbagai fungsi tujuan organisasi yaitu :
1.      Pedoman Bagi Kegiatan, melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan
2.      Sumber Legitimasi, akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya
3.      Standar Pelaksanaan, bila tujuan dilaksanakan secara jelas dan dipahami, akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi) organisasi
4.      Standar Motivasi, berfungsi sebagai motivasi dan identifikasi karyawan yang penting. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan insentif bagi para anggota
5.      Dasar Rasional Pengorganisasian, tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi.
·               Tipe - tipe tujuan organisasi yaitu :
Klasifikasi tujuan dari Penow bagi organisasi pada umumnya dibedakan menjadi 5 tujuan menurut “sudut pandangan mereka yang berkepentingan” , yaitu :
1.      Tujuan Kemasyarakatan (Societal Goals), berkenaan dengan kelas-kelas organisasi luas yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
2.      Tujuan Keluaran (Output Goals), berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen. Contoh : barang- barang konsumen, jasa-jas bisnis.
3.      Tujuan Sistem (System Goals), cara pelaksanaan fungsi organisasi tidak tergantung pada barang / jasa yang diproduksi / tujuan yang diambil.
4.      Tujuan Produk (Product Goals) / Tujuan Karakteristik Produk, berbagai karakteristik barang- barang / jasa-jasa produksi.
5.      Tujuan Turunan (Derived Goals), tujuan digunakan organisasi untuk meletakkan kekuasaanya dalam pencapaian tujuan lain

·         Proses penetapan tujuan organisasi yaitu :
Merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi. Enam unsur dasar yang melatarbelakangi penetapan tujuan organisasi adalah :
1.      Barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai manfaat, paling sedikit sama dengan harganya.
2.      Barang dan jasa dapat memuaskan kebutuhan konsumen/ langganan.
3.      Teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan jasa dengan biaya dan kualitas bersaing.
4.      Kerja keras dan dukungan seluruh sumber dayanya, organisasi dapat beroperasi dengan baik.

5.      Pelayanan manajemen akan memberikan gambaran publik yang menguntungkan, sehingga mereka bersedia menanamkan modal dan menyumbangkan tenaganya untuk membantu suksesnya suatu organisasi.
6.      Perusahaan mempunyai konsep diri (self concept) yang dapat dikomunikasikan dan ditularkan kepada para karyawan dan pemegang saham organisasi.




BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Berdasarkan uraian penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Manajer dapat diartikan sebagai setiap orang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan berbagai sumber daya organisasi lainnya. Jenis manajer ada 3 yaitu, manajer lni pertama, manajer menengah, dan manajer puncak. Atas dasar ruang lingkup kegiatan yang dikelola, para manajer dapat pula diklasifikasikan sebagai manajer fungsional atau manajer umum.
2.      Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Dalam melakukan perencanaan ada empat tahap yang diperlukan yaitu, menetapkan tujuan, merumuskan keadaan saat ini, mengindentifikasikan segala kemudahan dan hambatan, mengembangkan rencana atau serangkaian rencana untuk pencapaian tujuan.
3.      Pembuatan keputusan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam usaha memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi kemudian menetapkan berbagai alternative yang dianggap paling rasional dan sesuai dengan lingkungan organisasi. Proses pengambilan keputuan di bagi menjadi tujuh tahap yaitu identifikasi dan diagnosa masalah, pengumpulan dan analisa data, pengembangan alternative-alternatif, evaluasi alternative-alternatif, pemilihan alternative terbaik, implementasi keputusan, dan evaluasi hasil-hasil.
4.      Tujuan organisasi dapat dibedakan menjadi dua yakni berupa tujuan umum / khusus , tujuan akhir / tujuan antara. Tujuan Umum (tujuan strategis) secara operasioanal tidak dapat berfungsi sebelum dijabarkan terlebih dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai dengan jenjang manajemen, sehingga membentuk hirarki tujuan.



3.2 Saran
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari mata kuliah dasar-dasar manajemen. Namun, sekalipun makalah ini telah terselesaikan, penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena hal tersebut, maka dengan tangan terbuka penulis mengharapkan saran dan kritik membangun demi adanya perubahan untuk makalah selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA

Anthony-Darden-Bedford, Sistem Pengendalian Manajemen, Jilid 1, Jakarta, Bina Rupa Aksara, 1992, hal : 67.
Siswanto, H.B.2011.Pengantar Manajemen.Penerbit Bumi Aksara. Jakarta

Handoko, T Hani.2009. Manajemen. Penerbit BPFE.Yogyakarta

0 komentar:

Posting Komentar